Featured Posts

Successful EntrepreneursSuccessful Entrepreneurs Regardless of your definition of success, there are, oddly enough, a great number of common characteristics that are shared by successful...

Readmore

Young EntrepreneurYoung Entrepreneur I write Entrepreneur.com ‘s Young Entrepreneur column because I believe there are far too few resources directly addressing the ...

Readmore

Keys To SuccessKeys To Success Success is everybody’s dream. But what is the key to success? How can you be successful? In my post about defining successful people, I wrote that ...

Readmore

10 Point Ethics Checklist10 Point Ethics Checklist I personally believe that it firmly supports the role of Ethics in a person's long term business success. Read my post on The Speed of Trust - Personal Ethics for a ...

Readmore

Defining EntrepreneurshipDefining Entrepreneurship There has been a great deal of attention paid to the subject of entrepreneurship over the past few years, stemming primarily from the discovery by ...

Readmore

Apa kabar, SDM Bisnis Pameran Indonesia?

Shanghai China Expo 2010 mempunyai target pengunjung sebanyak 70 juta. Kita terkagum-kagum tentang jumlah pengunjung yang datang. Dan kita akan lebih terkaget-kaget dampak multiplier yang dihasilkan event tersebut. Pengunjung akan mengeluarkan uang mulai dari transportasi, hotel, kuliner, tempat wisata, bahkan belanja barang-barang untuk oleh-oleh. Pada tataran level yang berbeda, begitu juga dengan Jakarta Fair. Berapa rupiah yang berputar pada event tersebut?

Kita melihat bahwa event pameran menyimpan potensi yang sangat besar dan berdampak secara multiplier, sesuai dengan karakteristik bisnis MICE. Kegiatan bisnis pameran di Indonesia di bawah naungan Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) yang sampai saat ini, bisnis event pameran masih menginduk pada Kementerian Perdagangan sebagai departemen teknisnya. Meskipun Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) juga mempunyai divisi yang secara spesifik mengembangkan kegiatan MICE, yaitu Direktorat MICE. Pada Kementerian Budpar juga sedang dikembangkan standarisasi usaha dibidang MICE.

Pameran sebagai suatu kegiatan event sebenarnya adalah marketing tools yang mempertemukan antara produsen dengan konsumen. Saat ini, event pameran adalah kegiatan bisnis yang sangat berkembang, baik di level internasional maupun level Indonesia. Indikator berkembangnya bisnis pameran, bisa di lihat dari selalu penuhnya venue-venue favorit untuk penyelenggaraan event pameran, misal Jakarta Convention Center dan JIEXPO Kemayoran. Belum lagi di kota-kota besar lainnya, misal Surabaya, Makassar, Yogyakarta.

Potensi yang sedemikian besarnya, tentu akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri beserta sistemnya. Kenapa peluang? Pertumbuhan event pameran pastinya tidak akan berhenti sampai di sini, akan terus bertambah secara kuantitas (agenda jadwal event pameran bisa di lihat pada situs ASPERAPI,). Seiring dengan pertumbuhan jumah event pameran secara kuantitas, tentu kita menginginkan juga adanya peningkatan penyelenggaraan secara kualitas.

Peningkatan kualitas, mau tidak mau akan menengok orangnya atau sumber daya manusia yang berada dibalik suksesnya event pameran itu. Sumber daya manusia di bisnis pameran, paling tidak untuk generasi sekarang diakui kualitasnya. Namun secara kuantitas masih bisa diperdebatkan. Apakah nanti alih generasinya bisa berjalan dengan baik atau tidak? Ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi industri pameran. Jika sumber daya manusia di bisnis pameran tidak kuat secara kualitas, maka dengan adanya globalisasi yang berimbas pada sumber daya manusia, misal GATS (General Agreement on Trade in Services), AFAS (ASEAN Framework Agreement on Trade in Services), ATA (ASEAN Tourism Agreement), dan C-AFTA (China-ASEAN Free Trade Area), mau tidak mau kita harus mengikuti aturan-aturan tersebut. Sehingga sumber daya manusia kita, siap tidak siap, harus siap menghadapi serbuan-serbuan dari sumber daya manusia asing yang ingin bekerja dimana saja, asal bisa menunjukkan sertifikasi kompetensinya.

Untuk sampai kepada sertifikasi kompetensi sumber daya manusia atau profesi, terlebih dahulu dibuat standar kompetensi kerjanya. Merujuk pada makalah "Prospek Industri MICE di Indonesia Dalam Era C-AFTA" (Herman Wiriadipoetra, Rakernas II Asperapi, Pekanbaru, 2010), bahwa belum ada standar kompetensi untuk sumber daya manusia di bidang pameran). Standar kompetensi sumber daya manusia bidang pameran, jika sudah dikonvesikan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), maka akan diusulkan menjadi SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang surat keputusannya dikeluarkan oleh Kementeri Tenaga Kerja.

Ada beberapa manfaat sumber daya manusia yang sudah tersertifikasi kompetensinya. Bagi perusahaan akan memudahkan sekaligus mengurangi biaya rekrtutmen karyawan. Begitu pula akan memudahkan promosi karyawan. Dengan demikian biaya diklat akan bisa ditekan, sehingga perencanaan personalia dapat dipetakan dengan mudah. Sedangkan dari sisi orang yang memegang sertifikasi kompetensi akan mendapatkan pengakuan secara nasional, regional, bahkan internasional. Bisa diibaratkan ini menjadi senjata sekaligus tameng. Senjata, karena dengan memegang sertifikasi kompetensi, orang tersebut diakui kompetensinya dan bisa bekerja dimana saja. Sebagai tameng, sertifikasi kompetensi bisa menjaga serbuan sumber daya manusia asing.


HERI SETYAWAN
Direktur MICE CENTER (Pusat Kajian & Pengembangan Program MICE)
Staf Pengajar Program Studi MICE Politeknik Negeri Jakarta

0 comments:

Posting Komentar