Perkembangan industri Meeting Incentive Convention Exhibition (MICE), di Indonesia sudah menunjukan arah peningkatan, meski tumbuh secara perlahan. Lambatnya laju pertumbuhan di industri mice ini tidak lain adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas maupun profesionalismenya.
Untuk mengakomodasi hal ini, PT. Indo Kreatif Mishatama mengadakan workshop nasional, dengan tajuk Be Come a Profesional MICE Organizer, pada tanggal 27-28 Februari 2008, di Hotel Kartika Chandra. Acara ini, diharapkan nantinya 20 orang yang menjadi peserta workshop dapat menjadi Sumber Daya Manusia yang Professional dalam menekuni bidang MICE baik yang terjun di Profesional Exhibition Organizer (PEO), maupun Profesional Conference Organizer (PEO). Kemudian dapat memberikan pengetahuan dan pembelajaran mengenai konsep dasar dan tehnik dalam mengelola event MICE baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
Workshop ini sangat bermanfaat, sebab dapat menghadirkan para praktisi seperti Surya Dharma dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Eko Prabowo, dari ASPERAPI, Herman Widiapoera praktisi Exhibition Organizer bertaraf Internasional, Ida Bagus Lolec Surakusuma dari industri travel, Andi Soehendro mewakili Venue Owner, Agus Iswahyudi mewakili stand contractor, Adeviyanti mewakili pacto convex dan praktisi pendidikan Christina L, Rudatin dari D-4 MICE P.N.J.
Sehari menjelang diadakannya workshop, Ivan Haeqal, selaku direktur PT. Indo Kreatif Mishatama mengutarakan, workshop ini merupakan langkah kedua setelah sukses menggarap acara seminar mengenai Be Come a Profesional Mice Event Organizer pada tahun 2007.
Memang harus diakui, dari segi sumber daya manusia (SDM), Indonesia harus terus berbenah pada industri ini. Pada peserta workshop, Surya Dharma mengatakan, bahwa Industri mice Indonesia masih banyak kelemahan dan kekuranganya. Beberapa hal tersebut, surya mencontohkan mengenai lemahnya profesionalitas SDM baik dari segi kualitas dan kuantitas, aksesbilitas kurang optimal, serta untuk sosialisasi mengenai peranan mice pun masih kurang, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Kurangnya sosialisasi tentang industri mice pun diamini oleh beberapa peserta workshop ini. Beberapa daerah seperti Semarang, Kalimantan dan Sulawesi memang tidak paham betul akan istilah mice yang telah menjadi sebuah industri ini. Sayangnya, para peserta dari daerah tidak ada yang menanyakan mengenai kriteria seperti apa saja suatu provinsi yang masuk dalam ranah destinasi mice. Mereka hanya mengetahui bahwasannya mice merupakan bagian dari paket pariwisata. “Kalau mice merupakan bagian dari pilar pariwisata, provinsi kami memiliki potensi wisata yang bagus. Kami memiliki segitiga karang yang tidak dapat ditemukan pada provinsi lain,” ujar peserta workshop dari Sulawesi Tengah.
Jika ditilik lebih lanjut, nilai ekonomis dari wisata mice ini sebenarnya dapat meningkat 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan wisata konvensional. “Singapore Tourism Board menunjukan data, bahwa nilai ekonomis wisata mice dua kali lebih besar dari sektor wisata konvensional,” terang, Surya Dharma. Pada saat presentasi di depan peserta workshop, Surya Dharma mencontohkan ada beberapa pasar potensial yang menjadi bagian dari industri mice, misalnya, pertemuan, atau meeting dari NGO-NGO (Non Government Organization). Kemudian, spartai politik, perusahaan-perusahaan multinasional pun dianggapnya sebagai pasar potensial.
Hal senada pun di ungkap oleh Herman Wiriadipoera, praktisi sekaligus CEO pameran bertaraf Internasional Napindo Media Ashatama. “Mice itu industri yang besar, dan dapat mendatangkan nilai devisa yang besar pula bagi Negara. Namun dalam hal ini, mice belum tergarap secara maksimal,” sebut Herman. Herman kembali menambahkan, untuk mengadakan event bertaraf internasional saja, sudah mengundang devisa bagi Negara yang didapat dari sektor transportasi, hotel, hiburan, dan souvenir.
Namun sangat disayangkan kembali, venue-venue besar ditiap daerah akan tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal. Kemudian pemerintah dalam hal ini kurang berperan aktif dalam hal edukasi, dan terkesan berjalan sendiri-sendiri dan tumpang tindih. Seperti diketahui, industri mice di Indonesia dipegang oleh dua departemen yang berbeda, yakni departemen perdagangan dan departemen pariwisata. Eko Prabowo wakil sekjen Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) memaparkan pada peserta workshop, untuk mengadakan ijin seperti Meeting, Incentive, Convention harus melalui Departemen kebudayaan dan pariwisata. Kemudian untuk exhibition harus melalui Departemen Perdagangan.
Andai saja pemerintah dapat mengkap sinyalemen industri ini dengan baik, kemudian suasta selaku pelaksana industri dapat berjalan seiring, bukan tidak mungkin pertumbuhan mice Indonesia akan setaraf dengan negara Singapura. Paling tidak, pada tahun 2008, industri mice Indonesia akan meningkat menjadi 10-15 persen dari target pertumbuhan 3 persen pada tahun 2007 seperti yang ditetapkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Oleh: Fatkhurrohim | Media Liputanku
8 comments:
Deza - MBK07
Saya setuju dengan wacana diatas. Tidak semua orang mengerti dan mengetahui apa itu MICE. Bukan hanya orang daerah saja yang tidak mengetahui tentang MICE, tidak sedikit juga orang kota yang tidak paham tentang seluk beluk MICE itu sendiri.
Perkembangan MICE di Indonesia sendiri sudah cukup baik,sudah banyak venue - venue baru dan PCO, PEO maupun EO yang mulai berani bermain di dunia MICE.
Tetapi alangkah lebih baiknya apabila perkembangan MICE ini sendiri diiringi dengan kerjasama yang baik dari pemerintah yang bersangkutan juga SDM yang bermutu sehingga mampu membawa Indonesia ke persaingan MICE secara internasional.
Anastasia - MBK 07
(ga pny account google pak..!!hehehe)
Untuk menjadi penyelenggara MICE profesional memang membutuhkan SDM yang profesional, paling tidak orang tersebut tau dan mengerti mengenai MICE. Sedangkan MICE di Indonesia masih sangat tabu terdengar di telinga warga negara Indonesia. Bahkan saya membutuhkan waktu yang lama untuk menjelaskan apa itu MICE, kuliah yang saya geluti sekarang.
Sosialisasi penting untuk memajukan bidang MICE di Indonesia. Bagaimana mungkin mengharapkan SDM yang baik dan profesional tapi tidak disertai pengetahuan yang cukup.
tapi menurut saya Indonesia sudah cukup maju dalam bidang ini. Adanya fasilitas MICE di Indonesia yang mendukung, seperti venue yang bertaraf internasional, hotel convention, dll.
Oleh karena itu saya setuju atas kerjasama pemerintah dengan SDM bermutu, sehingga dapat membawa Indonesia ke persaingan MICE internasional.
Deza dan (kesian) Anastasia .. :)
Terima kasih atas komentar masing-masing di topik ini ya? Untuk Anastasia, tanya pada Deza gimana caranya supaya meski tidak (kepengen) punya akun di google tapi tetap bisa aktif komen di mana-mana. Okay? :)
Untuk Deza & Anastasia, setelah menyimak tulisan di atas, saya anjurkan agar kalian juga coba menyimak tulisan lain dari Bapak Iqbal Allan Abdullah (Ketua Umum INCCA) berjudul Pengembangan Industri MICE Terganjal SDM di sini. Menurut hemat saya isinya sangat relefan dengan pemikiran kalian pada saat ini. Lalu, jika ada waktu luang, beritahu juga saya apa pendapat kalian tentang itu. Bagaimana?
Salam,
DD
Dear Pak Dedi,
Tolong tanya niy, kalau kita pengen bikin bisnis MICE apa saja syarat yang harus dipenuhi ya Pak agar bisa menghandle event-event international
Salam hangat,
Grace
Dear Grace,
memperhatikan pertanyaan Grace, saya kira jawabannya adalah banyak. Dan tentunya akan terkesan bertele-tele jika harus kita bahas satu demi satu di sini. Namun menurut saya, yang terpenting adalah niat, konsisten, dan konsekwen membangun, sekaligus memelihara reputasi. Kata kuncinya hanya satu; yaitu integritas.
Salahsatu sumber informasi tentang ini yang mungkin ada baiknya untuk Grace simak ada pada tulisan Any Noor berjudul GLOBALISASI INDUSTRI MICE.
Sedikit entang buku tersebut silahkan klik di sini.
Semoga bermanfaat.
Salam,
DD
Dear Pa Deni..
Saya sangat tertarik tentang artikel MICE bapa, yg saya ingin tanyakan apakah bisnis MICE bisa dimiliki/dimanage oleh pihak swasta. kira-kira berapakah dana yg diperlukan untuk membangun bisnis MICE tersebut Pa?
Jika ada buku yg mencakup pertanyaan saya, sy akan senang sekali...
terima kasih pa...
Lilian
alya_lilian@yahoo.com
maaf saya mau tanya MICE itu kependekan dari Meeting,Incentive,Conference dan Exhibition atau Meeting,Incentive, Convention dan Exhibition ( sesuai paragraf pertama dari tulisan bapak )
terimakasih
mau tanya, kalau direktur MICE Nasional 2013 siapa yahh...? aku ada tugas proposal, aku uda search di google tapi gak ada keterangan jelasnya siapa direktur MICE, namanya beda2 semua.....
makasih mohon bantuannya yahh....
Posting Komentar